Cerita Pertanian Daerahku, Pulau Garam di Sumenep

Indonesia terkenal dengan potensi alam yang berlimpah khususnya di bidang pertanian. Pulau di Indonesia yang memiliki potensi cukup besar di bidang pertanian salah satunya ialah Pulau Madura.

Pulau Madura merupakan pulau dengan  produksi garam terbesar di Indonesia sehingga mendapat julukan Pulau Garam. Salah satu wilayah di Pulau Madura yang memproduksi garam yaitu Kabupaten Sumenep tepatmya di Desa Pinggir Papas.

Mayoritas penduduk di desa tersebut bekerja sebagai petani garam. Letak desa tersebut yang tak jauh dari laut memudahkan para petani dalam proses produksi garam.

Pembuatan Garam di Sumenep, Madura

Proses produksi garam sendiri cukup sederhana yaitu dengan mengalirkan air laut ke dalam tambak-tambak dengan bantuan kincir angin. Air laut yang berada di dalam tambak tadi dijemur dengan memanfaatkan panas matahari untuk menguapkan airnya dan meninggalkan butiran-butiran kristal. Butiran-butiran kristal yang mengendap kemudian dipanen menggunakan garuk dan dikeruk ke pinggir tambak.

Butiran kristal itulah yang akan menjadi garam.

Selain itu, beberapa produsen ada juga yang menggunakan metode perebusan dalam memproduksi garam.

Pembuatan garam dalam metode ini dengan menggunakan garam yang masih kasar atau yang masih berbentuk kristal. Garam kasar dilarutkan dengan air kemudian difilter atau disaring. Setelah disaring air tadi di rebus selama 3-4 jam bahkan lebih dan jadilah garam. Garam yang dihasilkan dari metode perebusan ini lebih halus dibandingkan dengan garam yang tidak direbus lagi.

Permasalahan di Lokasi

Salah satu faktor yang mempengaruhi proses produksi garam yaitu panjang kemarau.

Jika kemarau terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka produktivitas pembuatan garam akan semakin meningkat begitu pula sebaliknya. Jika curah hujan tinggi maka produksi garam akan menurun.

Mengatasi masalah ini, seorang petani garam di Lamongan menciptakan inovasi baru yaitu rumah garam prisma.

Rumah garam prisma merupakan tambak yang diberi atap berbentuk prisma yang ditutup dengan plastik. Dengan adanya rumah garam prisma ini para petani bisa memproduksi garam tanpa harus bergantung dengan cuaca.

Di Desa Pinggir Papas sendiri, saya belum melihat petani garam yang menggunakan rumah garam prisma tersebut. Harapannya semoga para petani garam di Desa Pinggir Papas atau bahkan di daerah lain bisa menerapkan inovasi ini karena sangat berguna dalam peningkatan produksi garam di Indonesia.

Di Desa Pinggir Papas para petani garam masih menggunakan cara tradisional dalam proses produksi tanpa sentuhan teknologi apapun. Minimnya pengetahuan para petani garam tentang teknologi menyebabkan produksi garam belum maksimal sehingga dampaknya Indonesia masih harus mengimpor garam dari negara lain.

Bicara Solusi

Menurut saya salah satu solusi dari permasalahan tersebut yaitu dengan cara memberikan penyuluhan kepada para petani garam. Penyuluhan mengenai bagaimana cara mengoperasikan teknologi dan manfaat teknologi untuk meningkatkan produktivitas garam.

Semoga pemerintah lebih serius dan fokus dalam membina petani garam dengan baik dan terstruktur melalui programnya yaitu Pengembangan Usaha Garam Rakyat (Pugar) sehingga program tersebut berjalan secara efektif dan dapat meningkatkan produktivitas garam di Indonesia.

Nonton Vlog, Yuk!

Berikut merupakan screenshot dari video blog (vlog) yang saya buat di salah satu tambak garam yang berlokasi di Sumenep, Madura.

Untuk melihat video lengkapnya, silakan kunjungi Instagram saya.

Alisa Virdausi, putri daerah Sumenep, Madura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar